Logo_Institut_Teknologi_Bandung

FORTIFY – MIE INSTAN

MIE INSTAN

“MAKANAN FAVORIT ORANG INDONESIA

Mie instan merupakan makanan yang selalu tersedia dimanapun kita berada. Harganya yang murah, rasa yang lezat serta penyajiannya yang mudah menjadi penyelamat di saat lapar. Orang Indonesia dikenal dengan kesukaannya akan mie instan. Namun tahukah kamu, selain Indonesia, orang-orang  luar negri juga ternyata suka mengkonsumsi mie instan. Berdasarkan data hasil survey yang dilakukan oleh World Instant Noodles Association (WINA), tingkat konsumsi mie instan tertinggi dipegang oleh China dan Hongkong sebanyak 43,99 juta porsi. Indonesia menempati peringkat kedua dengan 13,27 juta porsi, disusul Vietnam pada peringkat ketiga dengan 8,56 juta porsi. Adapun fakta unik terkait mie instan yaitu banyak produsen saat ini yang menerapkan teknologi fortifikasi pada proses pembuatan mie dengan zat besi, zinc, vitamin A, dan beberapa jenis mineral lainnya untuk mencegah kekurangan gizi pada masyarakat. 

Sejarah Mie Instan

Pada abad ke 6, mie pertama kali dibuat oleh masyarakat di China dengan sebutan Shui Yin Bing, yang memiliki arti mie rebus. Seiring berjalannya waktu seorang pria bernama Momofuku Ando menemukan “Chicken Ramen”, mie instan pertama di dunia yang diproduksi oleh Nissin Foods Jepang pada tahun 1958. Setelah kalah dari perang dunia ke-2, Jepang mengalami krisis bahan pangan dan rela mengantri berjam-jam untuk semangkuk ramen. Untuk mengurangi kelaparan, Ando mencoba mengeringkan mie dengan minyak bekas tempura dan berhasil mengawetkan mie dan mempercepat proses pemasakan. Prestasinya ini membawa revolusi budaya kuliner. Selain itu, pengenalan mie dalam cup pada tahun 1971 menjadi prestasi lain yang ditorehkan Nissin Foods.

Proses Produksi Mie Instan:

Bagaimana proses pembuatan mie instan yang lezat dan selalu tersedia ini? Berikut merupakan tahapan prosesnya.

  1. Pencampuran (mixing)

Bahan disimpan pada suhu 20-30 Celcius dan diaduk dengan kecepatan tinggi lalu lambat selama 15-25 menit. Tahap pencampuran ini bertujuan agar tepung dan air tercampur merata. 

  1. Pembentukan mie (sheeting)

Adonan hasil mixing dikompresi untuk membentuk lembaran adonan yang panjang. Proses sheeting dilakukan untuk membuat lembaran adonan yang halus dengan ketebalan yang diinginkan.

  1. Pemotongan (cutting)

Adonan panjang dipotong dengan ketebalan yang diinginkan. Pada mie instan, digunakan potongan 18-22 yang berarti 18 potongan pada lembaran 30 milimeter.

  1. Pematangan mie (steaming)

Steaming adalah proses pematangan mie dengan teknik steam basah atau disebut pengukusan pada suhu 100 Celcius selama 1-5 menit. Pada proses ini, mie mengalami perubahan fisik, menjadi lebih keras dan kuat.

  1. Penggorengan (frying)

Mie dimasukkan kedalam minyak panas dengan suhu 140-160 Celcius selama 60-120 detik. Tahap ini bertujuan agar dehidrasi atau proses pengurangan kadar air mie dan menambahkan minyak ke dalam mie. Suhu minyak yang tinggi membuat air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus di permukaan mie

  1. Pengemasan (packing)

Setelah digoreng, mie didinginkan hingga suhu ruangan. Mie yang sudah dingin dibungkus bersama bumbu dan disegel. Pengemasan mie menggunakan polipropilena tanpa ada bagian transparan bertujuan untuk meningkatkan umur simpan.

Komposisi dan Kandungan Gizi Mie Instan

Mie instan memiliki total energi sebesar 219 kalori yang terdiri dari  73% karbohidrat, 14% lemak, dan 13% protein. Komposisi dan kandungan gizi mie instan dapat diamati pada Tabel 1 berikut

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Gizi Mie Instan

Komposisi Jumlah 
Lemak 3,3 gram
Karbohidrat 40,02 gram
Protein 7,22 gram
Kolesterol 46 miligram
Natrium 378 miligram
Vitamin A 10 mikrogram
Kalsium 19 miligram
Kalium 61 miligram
Zat Besi 2,34 miligram

 

 

Zat Aditif dalam Mie Instan 

Zat aditif dalam mie instan adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Zat Aditif dalam Mie Instan 

Zat Aditif Fungsi Contoh
Penstabil Membuat tekstur dan mengurangi penyerapan minyak saat proses penggorengan. Gum guar, gum kacang lokus, alginat, CMC
Pengemulsi Mencegah retrogradasi pati dan meningkatkan tekstur, struktur dan kualitas mie Lesitin, ester gliserol, ester sukrosa
Fosfat Meningkatkan elastisitas, fleksibilitas dan tekstur yang nikmat saat dikunyah Sodium polifosfat
Enzim Meningkatkan kekuatan mie agar tidak mudah hancur dan mencegah lengket Transglutaminase, lipase, oksidoreduktase, amilase
Antioksidan Sebagai pengawet agar mencegah ketengikan BHA, BHT, PG, TBHQ
Pewarna Memberi warna kuning yang memikat β-karoten, tartrazin, vitamin B2, flavonoid

 

Referensi:

Gulia N, Dhaka V, Khatkar BS. Instant noodles: processing, quality, and nutritional aspects. Crit Rev Food Sci Nutr. 2014;54(10):1386-99. doi: 10.1080/10408398.2011.638227. PMID: 24564594.

https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/fakta-makan-mie-instan/

https://vivahealth.co.id/article/detail/12294/cari-tahu-kandungan-nutrisi-mie-instan

https://www.brainacademy.id/blog/sejarah-dan-bahaya-mie-instan

https://internasional.kontan.co.id/news/10-negara-dengan-konsumsi-mie-instan-terbanyak-di-dunia-indonesia-urutan-berapa.

 

Penulis:

Owen Jason Holy (PG’21)