Logo_Institut_Teknologi_Bandung

Artifacts – Hari Tempe Nasional

Hari Tempe Nasional

6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional
Pada Tahun 2013, Forum Tempe Indonesia (FTI) mengusulkan 6 juni sebagai
peringatan hari tempe sedunia. Penetapan tanggal ini didasarkan pada dua hal, yang
pertama karena tanggal 6 Juni adalah hari kelahiran Presiden pertama Indonesia Ir.
Soekarno, Soekarno pernah membawakan pidato yang salah satunya berisi “jangan
jadi bangsa tempe” untuk memotivasi bangsa Indonesia agar tidak diinjak-injak
bangsa lain. Hal ini merujuk proses pembuatan tempe yaitu pengupasan kulit kedelai
dengan cara diinjak sebelum difermentasi. 6 Juni juga hari dimana Rumah Tempe
Indonesia (RTI) diresmikan di Bogor. Sehingga FTI semakin mantap untuk
menetapkan 6 Juni sebagai hari Tempe sedunia.

Sejarah Singkat Tempe
Pada abad ke-19, masyarakat pulau Jawa mengalami kenaikan penduduk
drastis dari 4,5 juta sampai kepada 10 juta jiwa sehingga mengakibatkan kekurangan
lahan. Di bawah kolonialisme Belanda, lebih dari 80% buruh Jawa dipekerjakan pada
area plantasi untuk diekspor Akibatnya tidak ada waktu untuk berburu ataupun
berternak, sehingga tidak ada sumber daging untuk dimakan. Tempe memulai
‘karirnya’ sebagai makanan orang miskin dan disajikan kepada tawanan perang dalam
perkemahan pada perang dunia ke-2. Hingga saat ini, tempe banyak diminati oleh
konsumen yang mencari pengganti daging berkualitas tinggi oleh karena kaya akan
protein (40-50% berat kering) dan kemudian disajikan bersama nasi dan
menggantikan daging atau ikan.

Problematika Menyangkut Tempe
Secara umum kita mengetahui bahwa tempe adalah makanan fermentasi
berbahan dasar kedelai dan rata-rata orang Indonesia memakan 7 kg tempe per
tahunnya. Namun sampai saat ini Indonesia masih mengimpor kedelai. Hal ini
dikarenakan produksi kedelai lokal yang belum mampu memenuhi kebutuhan pasar,
kualitas kedelai lokal rendah ditandai dengan ukuran kecil tidak seragam, kulit
kacang yang sulit lepas, waktu peragian yang lama, dan umur simpan yang lebih
singkat (2-3 bulan) dibandingkan kedelai impor (6 bulan). Salah satu solusi dari
problematika ini adalah mensubstitusi kedelai dengan kacang-kacangan lokal
potensial yaitu kacang lokal yang melimpah dan memiliki kandungan gizi serta
parameter rasa dan fisik yang serupa ketika diolah menjadi tempe. Menurut Litbang,
beberapa kacang yang potensial menjadi substitut kedelai adalah kacang tunggak,
kacang gude, dan kacang babi.

Referensi :
Kiers, J.L., Nout, M.J.R. (2003) Tempe fermentation, innovation and
functionality: update to the third millenium. Journal of Applied Microbiology,
98, 789-805.

" Info Aktual " Alternatif Kacang-kacangan Non Kedelai untuk Tahu dan
Tempe . Badan Litbang Pertanian. (2008, June 2).
https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/597/.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/06/ 060700478/jadi-makanan-
favorit-presiden-soekarno-ini-7-jenis-tempe-di-indonesia?page=all

Penulis :
Farakhan Fauzi Pranata (PG’18)